Showing posts with label Coretan. Show all posts
Showing posts with label Coretan. Show all posts

Monday, August 27, 2012

Maaf lahir dan Bathin

Mohon maaf lahir dan bathin semua... Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H:)

Alhamdulillah hari ini kita memulai lagi aktivitas kita, dan tentunya untuk Jakarta, selamat datang kembali kemacetan :D. Tetapi walaupun begitu, semangat untuk berkreasi harus terus ada ya sampai di level charge full dan semangat untuk menjalani seminggu kedepan walaupun berada di akhir bulan ;).

Walaupun berada di bulan tua, asupan gizi kita jangan sampai kurang ya. Pola hidup sehat, pola makan sehat termasuk pentingnya konsumsi protein hewan yang baik, seperti makan ayam dan telur setiap hari.

So.. tetap sehat, tetap semangat ..... ;)

***

Friday, April 13, 2012

KEPEDULIAN AKAN KETERGANTUNGAN BERAS PADA SEBAGIAN MASYARAKAT INDONESIA DENGAN PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN

BK Peduli gallery @yukezain
BK PeduliBeras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Beras merupakan salah satu makanan yang mengandung karbohidrat. Walaupun banyak juga masyarakat Indonesia yang mengonsumsi sagu, jagung, dan umbi-umbian, namun saat ini beras telah menjadi primadona sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia. Benar saja anggapan masyarakat “kalau belum makan nasi ya belum makan”. Tidak disangkal suatu saat akan terjadi krisis pangan di Negara kita jika sumber makanan karbohidrat yang kita makan hanya berasal dari beras atau nasi saja.
Beberapa negara lain di dunia saat ini sedang mengalami kesulitan pangan akibat cuaca yang ekstrim, contohnya di Pakistan, India, dan Turki sudah menyatakan untuk menutup ekspor beras mereka, bahkan Cina sudah berniat untuk impor beras akibat cuaca buruk. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus lebih waspada untuk menghadapi masalah ketahanan pangan di negeri ini dengan melakukan diversifikasi pangan.
Saat ini pemerintah sedang melakukan sosialisasi makanan pokok non-beras dalam menggalakan program diversifikasi pangan seperti yang sudah dilakukan oleh Pemprov Kaltim. Walaupun kegiatan tersebut masih terkendala oleh kebiasaan masyarakat, pihaknya masih mengupayakan program rumah pangan alternative bersama tim penggerak PKK Kabupaten. Program tersebut meliputi penanaman sukun, ketela rambat, ubi-ubian dan keladi putih sebagai makanan alternatif.
Namun permasalahannya, masyarakat Indonesia masih menganggap mereka yang mengonsumsi makanan pokok selain beras kerap kali diidentikkan dengan golongan masyarakat yang serba kekurangan. Kalau ada masyarakat yang mengonsumsi ubi, singkong, atau sagu misalnya untuk menggantikan beras, dengan serta merta kita mengkonotasikan mereka sebagai masyarakat miskin. Tentunya konotasi ini dapat menyesatkan karena akan menutupi nilai makanan non-beras lainnya di mata masyarakat awam. Pada kenyataannya makanan jenis non-beras belum tentu tidak memiliki kandungan nutrisi sebaik beras.
Terlepas dari permasalahan tersebut,konsumsi makanan pokok selain nasi atau beras adalah langkah bijaksana yang dapat mendukung program pemerintah dalam rangka diversifikasi pangan untuk menyukseskan ketahanan pangan secara menyeluruh. Tentunya juga dengan kontribusi dari kita sebagai masyarakat Indonesia.
***

PEDULI PETANI INDONESIA

@bkpeduli galery
BK PeduliIndonesia adalah negara agraris, yaitu negara dengan tanah yang subur. Karena itu, seperti istilah Bung Karno “Lautan Emas” sangat wajar menjadi julukan bagi Bangsa Indonesia. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dan berkembang di tanah air Indonesia. Kekayaan alam ini hampir tak tertandingi negara manapun di dunia. Karena itu, tak heran begitu banyak (mayoritas) warga negara yang kemudian menggantungkan hidupnya kepada kesuburan alam tersebut. Mereka disebut “PETANI”, baik yang tradisional maupun yang modern.
Namun saat ini nasib para petani seperti terombang-ambing. Contohnya petani beras. Jerih payahnya seakan tiada artinya. Nasib petani di Indonesia pada umumnya mengalami berbagai macam persoalan dengan berbagai tekanan. Misalnya dengan banyak beras impor dan gula impor yang masuk ke negeri ini sehingga dapat mempengaruhi harga jual di dalam negeri, khususnya di tingkat petani. Selain itu, tingginya biaya sarana produksi mulai dari harga bibit, pupuk, dan biaya lainnya semakin naik, termasuk harga jual dasar gabah yang sangat rendah bagi petani, walaupun harga beras naik di tingkat pasar sehingga banyakk petani yang mengalami kerugian. Sedangkan untuk bekerja di sektor lain, petani tidak mempunyai keahlian dan pilihan lain. Belum lagi setiap tahun, luas lahan pertanian semakin menyempit, berubah menjadi lahan pemukiman dan pabrik.
Niat pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani, khususnya petani padi tampaknya masih sulit terwujud. Hal ini karena kebijakan menaikan harga pembelian gabah dan beras tersebut dinilai belum cukup meningkatkan pendapatan petani karena dalam prosesnya petani harus dihadapkan pada biaya sarana produksi yang kian naik seiring dengan kenaikan BBM, ditambah lagi risiko gagal panen, tekanan biaya hidup yang semakin sulit, dan kekhawatiran apabila sudah pada saatnya mereka panen, pasokan beras sedang banyak atau tidak dapat bersaing harga dengan beras impor sehingga harga akan beras semakin rendah dan mereka tidak dapat mengimbangi biaya yang telah dikeluarkan.


Hanya kesadaran bersama dan dukungan sepenuhnya oleh pemerintah untuk meningkatkan nasib dan kesejahteraan petani dan mencari solusi masalah ketahanan pangan yang harus dilakukan pemerintah serta kita semua sebagai anak Bangsa. Mulai dari kejelasan pemberian subsidi, sarana operasional pertanian kepada petani, menciptakan sistim distribusi yang transparan seperti menjaga persediaan pupuk yang murah dengan tetap adanya stabilitas harga, dengan memperhatikan upaya peningkatan nilai jual harga dasar gabah, menekan para spekulan yang mencari keuntungan dengan melakukan impor beras, gula, dsb, serta peningkatan teknologi pertanian dan memperbaiki manajemen pertanian dengan usaha-usaha melindungi kebutuhan pangan secara mandiri.

Sumber: Sekjen DPP Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia
http://artikel-media.blogspot.com/2011/06/petani-dan-politik-pangan.html

Wednesday, February 29, 2012

PEDULI PENERUS BANGSA – JAJANAN ANAK YANG TIDAK SEHAT

Ilustrasi
BK PeduliAnak-anak merupakan penerus bangsa yang sangat perlu untuk diperhatikan.  Pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya dipengaruhi oleh faktor gizi. Namun saat ini banyak sekali jajanan anak yang tidak bergizi dan dapat mengganggu kesehatan, bahkan dapat berakibat fatal apabila dikonsumsi secara terus-menerus. Fakta menunjukkan banyak jajanan yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, zat pewarna tekstil, pengawet natrium benzoate, dll yang penggunaannya berlebihan.
Ilustrasi
Penggunaan zat-zat berbahaya tersebut digunakan para pedagang untuk mendapatkan untung yang besar, namun mereka tidak memperhatikan akibat dari pemakaian zat-zat tersebut. Tidak sedikit pedagang yang sudah mengetahui tentang bahaya penggunaan zat-zat tersebut pada makanan. Untuk itu peran orang tua dalam menyeleksi makanan atau jajanan anak-anaknya sangatlah penting, begitupun peran pemerintah dalam memantau penggunaan zat-zat kimia berbahaya yang disalahgunakan pada makanan (YP).

***

Thursday, November 17, 2011

Pahlawan

Ilustrasi
BK Peduli - Pahlawan adalah sebuah kata benda. Secara etimologi kata "pahlawan" berasal dari bahasa Sanskerta "phala", yang bermakna hasil atau buah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani. Oleh karena itu, seseorang yang perbuatannya berhasil bagi kepentingan orang banyak serta berpengaruh terhadap tingkah laku orang lain karena dinilai mulia dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat, bangsa atau umat manusia, maka orang tersebut bisa dikatakan sebagai pahlawan.

Ruang khayal kita selalu dipenuhi sederet tokoh masa lalu, seperti Sisingamangaraja, Teuku Umar, Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Pattimura, dan sederet nama beken lainnya ketika terkenang sejarah kepahlawanan negeri ini. Mengenang tokoh masa lalu yang disebut pahlawan nasional menandakan bangsa ini tahu berterima kasih kepada para pahlawan. Ini juga menandakan bangsa ini tidak lupa kacang akan kulitnya. 

Bangsa ini menyadari bahwa di atas kemerdekaan bangsa, tulang rapuh para pahlawan telah menjadi tiang penyangga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti kata orang bijak, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya. Namun bila memperingati jasa para pahlawan hanya sebatas mengenang kisah patriotisme pahlawan, maka kita bisa jatuh ke dalam romantisme pahlawan. Makna utama yang perlu kita teladani dan relevansinya tak lekang oleh waktu adalah rasa "kebersamaan" sebagai satu bangsa, meski ada perbedaan keyakinan, suku, pandangan politik, strata sosial dan sebagainya. Namun berkat satu keinginan, perbedaan tersebut bukan menjadi penghambat kebersamaan para pejuang dulu untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan.
Pada setiap tanggal 10 November diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai hari pahlawan nasional. Peristiwa bersejarah itu akan menjadi momen penting untuk direfleksikan, mengingatkan bahwa kemerdekaan bangsa ini bukan dari hasil pemberian negara lain, namun hasil jerih payah pahlawan bangsa ini yang telah berkorban untuk negeri tercinta, INDONESIA. Seluruh perjuangan tersebut semestinya dapat terus dilanjutkan oleh generasi penerus bangsa dalam memajukan negeri ini.

Bangsa yang cerdas dapat diukur dari tingkat kesehatannya, karena dengan sehat, maka anak-anak akan makin mudah untuk menerima ilmu. Permasalahan kesehatan di Indonesia sudah cukup memperihatinkan, terutama pada masalah kurang gizi karena Indonesia termasuk dalam 36 negara yang mempunyai masalah gizi buruk[1] yang cukup tinggi sehingga perlu ada intervensi yang tepat untuk menangani masalah tersebut.

Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengerti makna hari pahlawan. Mereka hanya menganggap pahlawan adalah orang yang berperang membela kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan dahulu. Makna berperang bukan hanya memerangi penjajah, namun dengan memerangi gizi buruk hal tersebut juga dapat disebut sebagai berperang dalam masa ini. Menjadi pahlawan saat sekarang pastilah tidak harus cakap menggunakan bambu runcing, tombak dan bayonet seperti pahlawan tempo dulu. Bukan saja musuh yang dihadapi saat ini tidak berwujud bagai tentara-tentara negara imperalis yang tidak berprikemanusiaan dan keadilan. Musuh yang kita hadapi saat ini adalah kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, kenestapaan dan penindasan yang masih menjadi warisan abadi pasca era kolonial berakhir. Indonesia modern membutuhkan pahlawan-pahlawan bangsa yang tidak lagi berperang dengan bambu runcing. Bukan juga pahlawan yang siap mati konyol hanya demi sebuah ideologi perjuangan. Apalagi pahlawan yang hanya pintar ber-etorika, namun nihil dalam tindakan. Akan tetapi, pahlawan yang beikhtiar dengan sungguh-sungguh melepaskan Indonesia dari berbagai keterpurukan dan sukses membawa bangsa ini menjadi negara yang memiliki harkat serta martabat di mata seluruh negara di dunia. Itulah pahlawan masa depan.

Ilustrasi
Maju Indonesiaku..(YP)


***

[1] UN-SC On Nutrition 2008