Friday, July 1, 2011

USAHA PENGGEMUKAN DOMBA

Oleh: drh. Andhi Trapsilo

BK Peduli - Ternak domba yang ada di Indonesia sudah sejak lama dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Disamping sebagai penghasil daging yang baik, domba juga dapat menghasilkan kulit dan pupuk. Keberadaannya sangat tersebar luas diseluruh Indonesia, sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil daging. Walau merupakan ternak yang cukup berpotensi, ternak domba sebenarnya belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Hal ini dapat disebabkan bahwa ternak domba yang dipelihara masih dalam skala kecil atau hanya sebagai kegiaan sambilan sehingga produktivitasnya masih rendah.

Sistem pemeliharaan ternak domba pada umumnya masih tradisional, yakni pemberian pakan masih terbatas dan masih belum ada seleksi secara terarah. Maka tidaklah mengherankan bila pertumbuhan dari ternak domba tersebut rendah. Bila pemeliharaannya secara intensif dan dengan pengelolaan pakan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan fisik dapat dicapai secara optimal.

Pemeliharaan ternak domba yang efisien dan ekonomis untuk maksud penggemukan berpangkal pada pemberian pakan. Sebab pakan merupakan faktor utama dalam pemeliharaan ternak, termasuk didalamnya ternak domba. Ada 3 faktor utama dalam usaha peternakan yang selalu berkaitan dan saling menunjang yaitu : Sifat genetik, pemeliharaan dan pakan, disamping faktor lain seperti pencegahan penyakit yang tidak dapat diabaikan.

Usaha ternak domba di Indonesia cukup memiliki peluang yang sangat baik dimasa yang akan datang, mengingat :
  • Daging domba di Indonesia sama halnya seperti daging ternak lainnya yang dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, agama dan kepercayaan manapun,
  • Perkembangan ilmu pengetahuan dan timgkat sosial ekonomi masyarakat, serhingga akan selalu mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi khususnya protein hewani. Dan untuk keperluan tersebut tentunya diperlukan pemotongan ternak yang terus menerus dan kemudian perlu adanya kesinambungan budidaya yang terus menerus juga, 
  • Pakan (hijauan) sebagai salah satu paktor produksi terbesar dalam kegiatan usaha ternak domba, tidak merupakan faktor kompetitif dengan bahan makanan manusia.
Selain pertimbangan diatas, ternak domba juga mempunyai potensi ekonomis yang baik, antara lain :
  • Modal usaha cepat berputar, karena pemasarannya sangat mudah,
  • Jika ternak domba dipelihara secara intensif, tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, apalagi jika pengadaan hijauan dapat dilakukan kemitraan dengan pihak ke tiga,
  • Tubuh domba relatif kecil sehingga tingkat produksi dan reproduksinya lebih tinggi, jika dibandingkan dengan ternak ruminansia besar lainnya ( sapi kerbau ).
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

Pemeliharaan dan perawatan yang baik merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan usaha ternak domba. Itulah sebabnya setiap peternak dituntut untuk menguasai program pemeliharaan dan perawatan yang benar.
  1. Pakan.
Pemeliharaan ternak domba untuk maksud pembibitan, penggemukan, peningkatan prosentase kelahiran dan pertambahan bobot badan berpangkal pada pemberian pakan. Tujuan tadi dapoatr tercapai jika kebutuhan pakan baik kualitas maupun kuantitasnya nutrisinya  terpenuhi .Karena pakan merupakan faktor utama dalam pemeliharan ternak termasuk didalam nya ternak domba.

Cara pemberian pakan
  • Hijauan merupakan makanan pokok bagi ternak domba, sebagaimana ternak memamah biak lainnya dan makanan penguat yang diberikan pada ternak domba yang diberikan sifatnya hanya penguat saja. Secara umum bahan pakan asal hijauan yang harus diberikan pada ternak domba dewasa jumlahnya adalaha 10% dan bahan pakan penguatnya adalah 1% saja dari bobot tubuhnya. Sehingga jika diperhitungkan dengan jumlah makanan yang tidak dimakan dan berceceran, maka pemberiannya harus menjadi 2 kali lipat dari jumlah kebutuhannya.
  • Bahan – bahan pakan sumber energi :
     Biji – Bijian         : Sorghum dan jagung.
     Dedak               : Dedak padi , dedak jagung, deda sorghum.
     Hijauan             : Rumput – rumputan 
     Umbi – umbian  : Ketela pohon, ubi jalar onggok.
  • Bahan Pakan  sumber protein : 
     Hijauan             : Gliricida (kelor laut), turi, lamtoro,kacang – kacangan
     Sisa pertanian  : Jerami kacang dan daun singkong.
     Biji-bijian           : Bungkil kedelai, biji kapas, ampas tahu, ampas kecap.
  • Hijauan hendaknya diberikan sedikit demi sedikit 3 – 4 kali sehari sehingga domba bisa beristirahat dan memiliki kesempatan untuk memamahbiak. Pemberian pakan dalam jumlah besar akan merangsang domba untuk makan lebih banyak pula, akibatnya hijauan dalam rumen akan memadat dan menurunkan khasiat dari hijauan itu sendiri. Dan nilai hijauan akan meningkat 2 kali lipat jika hijauan itu diberikan secara bertahap / demi sedikit,
  • Pakan penguat berupa konsentrat, ampas tahu, bungkil kedelai dan sebagainya, dapat diberikan setiap pagi dan jumlah nya tidak berlebihan, karena akan mengakibatkan domba mencret,
  • Sebaiknya domba diberikan mineral (garam dapur) agar di dalam tubuhnys tidak kekurangan unsur mineral.
PERKANDANGAN
  • Kontruksi kandang domba untuk keperluan penggemukan sebaiknya dirancang khusus, dan tidak sama dengan kandang domba yang akan dibudidayakan
  • Kontruksi kandang domba sebaiknya dibuat berkolong, dimana domba bisa tinggal dilantai bagian atas, sedangkan bagian kolong di floor supaya kedap air dengan kemiringan tertentu, supaya mudah dibersihkan.
  • Sekitar kandang dijaga agar selalu bersih.
  • Usahakan sinar matahari dapat masuk kedalam kandang, untuk itu kendang dibuat jangan terlalu pendek dengan mengatur arah menghadap kandang.
  • Ukuran kandang untuk tiap ekor dalam satu koloni kurang lebih 120 cm X 40 cm. Sehingga domba tidak terlalu aktif bergerak dan tidak saling beradu.

Syarat Kandang:
  • Pilih tempat yang kering dan tidak mudah tergenang oleh air
  • Jarak kandang dengan rumah dan sumur cukup jauh.
  • Cukup mendapat sinar matahari pagi dan udara segar secara merata.
  • Ada tanaman pelindung disekitar kandang.
PEMBERIAN AIR MINUM
Tubuh ternak terdiri dari 70% air oleh sebab itu penyediaan air minum sepanjang waktu mutlak sekali. Kebutuhan air minum sangat berbeda antara setiap individu ternak tergantung dari status fisiologis ternak itu sendiri. Ternak yang muda sangat banyak minum bila dibandingkan dengan ternak yang relatif lebih tua. Temperatur lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap situasi kebutuhan minum ternak. Demikian juga jenis pakan hijauan yang diberikan, jika pakan yang diberikan cukup tua, maka jumlah kebutuhan air minum juga akan semakin banyak.

Air minum yang dibutuhkan oleh domba sebanyak 1,5 – 2 liter perhari perekor. Tetapi sebaiknya air selalu tersedia setiap saat dalam keadaan bersih. 

PEMILIHAN BIBIT
 Tujuan pemilihan bibit
Pemilihan bibit bertujuan untuk memperoleh bangsa – bangsa domba yang memiliki sifat-sifat genetik tinggi, baik prosentase kelahiran, kesuburan, tingkat kecepatan tumbuh dan prosentase karkas. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tak dapat dipisahkan dengan pemilihan bibit yang memiliki sifat – sifat sebagaimana yang telah disebutkan tadi. Dengan pemilihan tadi diharapkan akan dapat menjamin karakter ekonomis tertentu.

Kriteria pemilihan bibit
Kriteria terpenting dalam rangka pemilihan bibit domba yang baik adalah : jenis domba; usia domba dan kesehatannya. Untuk usaha penggemukan sebaiknya domba-domba yang masih memiliki bobot yang rendah atau masih kurus dan usianya masih dibawah 1 tahun.

PENCEGAHAN PENYAKIT 
  1. Domba – domba yang akan digemukkan sebaiknya bulunya dicukur dan dimandikan secara rutin, agar terhindar dari penyakit kulit, 
  2. Sebelum perlakuan penggemukan, domba sebaiknya di timbang terlebih dahulu bobot awalnya, untuk mengetahui perkembangan pertambahan bobot badannya, dan diberikan dulu obat cacing dan vitamin sesuai dengan kebutuhan, 
  3. Lakukan vaksinasi terhadap beberapa penyakit terutama penyakit – penyakit yang sifatnya zoonosis ( spt: anthrax ) sesuai dengan ketentuan vaksinasi.
Untuk mencegah penularan terhadap domba – domba yang sehat dalam satu plot kandang, maka :
-   Jika ada domba yang mati akibat suatu penyakit, maka bangkainya harus dibakar dan dikubur paling tidak 2 meter.
-   Semua kandang dan tempat pakan yang terkontaminasi akibat suatu penyakitharus didesinfeksi.

4.  Lakukan pengguntingan kuku secara periodik.

LAMA PENGGEMUKAN 

Lamanya waktu penggemukan (fattening) bervariasi tergantung beberapa faktor, misalnya :
  1. Jenis dan ras Domba bakalan ( domba yang memiliki genetik pertumbuhan baik, akan lebih cepat gemuk. Misalnya domba Crossing),
  2. Umur dan bobot bakalan yang dipilih pertama kali pada saat domba masuk. Apakah kecil, sedang, atau besar,
  3. Sasaran waktu penjualan apakah hanya untuk kebutuhan idul adha atau dijual setiap waktu. Tentu saja jika hanya untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha, maka 4 bulan sebelum Hari raya Idul Adha, domba-domba yang digemukan harus sudah siap di kandang,
  4. Lingkungan ( termasuk pemberian pakan yang baik atau buruk, penyakit dan pengobatan, cuaca/iklim yang terjadi saat itu dll ).
Umumnya petani ternak domba menggemukan tidak lebih dari 4 bulan. Untuk itu dipilih ternak – ternak calon bakalan yang memiliki pertumbuhan dan pertambahan bobot harian sangat baik, seragam juga tidak terlalu muda atau tua maksimal bakalan (10-12 bulan ).
PEMASARAN

1. Untuk Pembelian Bibit

Mengingat tujuan kita adalah untuk tujan penggemukan, maka sebaiknya domba – domba yang dibeli sebagai bahan / bakalan adalah domba yang masih kurus, agar harganya relatif lebih murah, atau domba yang tidak terpakai oleh pemotong.

2. Untuk Penjualan 

Apabila hasil dari penggemukan domba kita cukup berkualitas  maka para konsumen akan merasa senang. Penjualan sebaiknya dilakukan pada saat yang menguntungkan misalnya pada saat hari raya Idul Adha. Pedagang biasanya akan datang sendiri atau kita sendiri yang mencari langganan. Untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik, sebaiknya peternak meiliki langganan yang tetap atau langsung memiliki akses ke para pedagang sate, sop dan pengolahan lainnya.  

PENUTUP

Demikian panduan yang sangat singkat ini disusun, dengan harapan para petani mempunyai bahan / catatan pada saat pelaksanaan dilapangan nantinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak hal yang tidak tertuang dalam panduan ini, untuk itu penulis berharap para petani mampu dan mau mencari informasi yang sebanyak – banyaknya, baik dari buku atau catatan –catatan, maupun melihat kepada para petani penggemukan lainnya. Sehingga dapat memperkaya pengetahuan.

Semoga usaha yang akan kita laksanakan senantiasa mendapat Ridho Sang Hyang Pencipta. Allah Ajja Wajala. Amin.

***

No comments:

Post a Comment